"San Diego Hills merupakan memorial park pertama di dunia, yang memadukan konsep Forest Lawn di mana pemakaman tidak harus seram dengan kultur masyarakat Indonesia."
--  Suziany Japardy
Lippo memilih tagline San Diego Hills dengan "Memorial Park and Funeral Homes" sehingga kesannya tidak menyeramkan. "Dan San Diego Hills merupakan memorial park
 paling indah di Indonesia. Orang asing bahkan berdecak kagum karena 
memorial park yang dibangun dengan fasilitas restoran, kapel, masjid, 
kolam renang, tempat bermain anak, dan danau,"kata Suziany Japardy, 
Sales and Marketing Director San Diego Hills dalam percakapan dengan Kompas.com pekan lalu..
Mengapa Lippo membangun San Diego Hills?  Awalnya mengacu pada pengalaman Pak Mochtar Riady, founder
 Grup Lippo. Sepuluh tahun yang lalu, Pak Mochtar memindahkan makam 
orangtuanya dari Malang ke Karawang, yang menjadi lokasi San Diego Hills
 sekarang. Pemindahan itu karena Pak Mochtar setiap kali berziarah ke 
makam orangtuanya, merasa tidak nyaman dengan suasana di pemkaman. 
Semestinya di makam orangtua, kita ingin merenung, mengenang orang yang 
kita cintai, malah suasana hiruk-pikuk orang-orang yang datang minta 
uang. Akhirnya beliau berpikir sebaiknya makam orangtuanya dipindahkan 
ke Karawang.
Dalam perjalanan waktu, Pak Mochtar Riady berpikir mengapa Lippo tidak sekalian membangun memorial park yang bagus? Karena dengan demikian, Lippo bisa membantu pemerintah menyediakan lahan pemakaman di Jabodetabek.
Terbatasnya
 lahan pemakaman membuat banyak lahan pemakaman hilang akibat didaur 
ulang menjadi makam orang lain kalau terlambat memperpanjang atau 
membayar pajak.
Inilah pemikiran awal mengapa Grup Lippo akhirnya membangun memorial park di Karawang Barat.
San
 Diego Hills mengklaim sebagai The Most Beautiful Memorial Park in 
Indonesia. Seperti apa konsep San Diego Hills yang dikembangkan Lippo?
 Kami membuat orang merasa nyaman. Tidak perlu membayar setiap tahun, 
cukup membayar sekali saja untuk lahan pemakaman, kecuali bangunan 
rusak.
Kami belajar dari Forest Lawn di Amerika Serikat. Mereka 
punya lahan pemakaman di mana-mana di AS. Konsep pemakaman yang dibangun
 Forest Lawn tidak menyeramkan. Mereka membuat menjadi memorial park.
Kami memodifikasi memorial park
 dengan membangun fasilitas lainnya karena melihat tradisi orang Asia, 
orang Indonesia, di mana ketika berziarah ke makam, mengajak orang 
sekeluarga dan jarang sendirian.
Jadi di San Diego Hills, orang berziarah ke makam orang yang dicintai sambil berwisata. San Diego Hills memiliki family center, multi function room,
 yang disewakan. Di San Diego Hills juga ada kapel untuk orang Kristen. 
Biasanya mereka tidak terburu-buru. Ini kombinasi konsep Forest Lawn dan
 kultur Indonesia.
Di San Diego Hills juga ada restoran masakan 
Italia dan kolam renang. Juga ada danau buatan "Lake Angels" seluas 8 
hektar, di mana anak-anak bisa naik boat menyusuri danau itu.
Kami juga menyediakan sepeda agar anak-anak bisa bermain. Ada sofa seperti di country club. Pokoknya kami buat orang yang ada di sana senyaman mungkin.
Di San Diego Hills, ada tempat untuk meeting, outbound,
 juga bisa digunakan untuk tempat menikah. Ada pasangan yang ingin 
menikah di dekat orangtuanya yang sudah meninggal dunia dan dimakamkan 
di sini.
Wartawan National Geographic yang datang ke sini menyebutkan bahwa San Diego Hills merupakan memorial park pertama di dunia, yang memadukan konsep Forest Lawn di mana pemakaman tidak harus seram dengan kultur masyarakat Indonesia.
Kalau
 di TPU, mungkin orang harus buru-buru di pemakaman dan tidak membawa 
anak kecil. Tapi di San Diego Hills, keluarga besar tetap bisa membawa 
anak kecil. Di saat orang dewasa sibuk dengan acara pemakaman, anak-anak
 kecil bisa bermain dengan nyaman. Tradisi berziarah ke makam orang yang
 dicintai itu sangat penting karena kita mengajarkan kepada anak-anak 
perlunya berziarah.
Bagaimana meyakinkan orang yang masih hidup agar mau membeli lahan di San Diego Hills?   Yang paling susah mengelola memorial park
 adalah melayani keluarga yang sedang berduka cita. Saya selalu 
mengingatkan kepada staf SDH untuk memiliki rasa sensitif dan melayani 
dengan baik orang-orang yang sedang berduka. Jika mereka puas, mereka 
akan bercerita ke teman-temannya. Ini promosi dari mulut ke mulut. 
Sebaliknya jika pelayanan buruk, cerita beredar dari mulut ke mulut 
juga.
Waktu pertama kali menjual SDH, tidak gampang. Tapi kami 
mengajarkan masyarakat untuk bijaksana dan tidak merepotkan orang lain, 
mempersiapkan diri dengan membeli lebih dahulu. Kapan mau dipakai, itu 
terserah Tuhan.
Sejak
 tahun 2007 hingga saat ini, dari lahan 500 hektar, sudah terjual 10 
persen atau 50 hektar. Dari 50 ha itu, 20 hektar di antaranya merupakan 
fasilitas. Sampai Maret 2011, sudah 1.700 orang dimakamkan di sini, atau
 60 orang dalam sebulan.
Sampai Maret 2011, sudah terjual 30.000 lahan makam, seluruhnya dari penjualan pre-need. Kami sudah menjual pre-need ke
 Koperasi Karyawan Garuda, Pensiunan Pegawai Bank Indonesia, Koperasi 
Karyawan Bank Mandiri, Koperasi Karyawan Bank BNI, segera Koperasi 
Karyawan BCA. Kami juga masuk ke komunitas masjid, gereja di 
Jabodetabek. Respon mereka sangat bagus.
Kami juga segera 
meluncurkan paket pemindahan makam ke San Diego Hills. Biayanya tidak 
terlalu mahal, hanya sekitar Rp 15 juta. Misi kami membangun program 
pemerintah dalam penyediaan lahan pemakaman yang saat ini makin 
terbatas.
Kalau dulu orangtua sering menasihati, "hati-hati jangan
 lewat dekat kuburan supaya tidak kerasukan". Tapi di San Diego Hills, 
orang bisa berjam-jam di memorial park ini. Akses masuk ke San Diego 
Hills mudah, dari jalan tol Jakarta-Cikampek keluar di gerbang tol II 
Karawang Barat Km 46.
Kabarnya San Diego Hills memberi tempat khusus untuk orang-orang yang dianggap pahlawan? Benar, kami memberi tempat kepada orang-orang Indonesia yang dianggap heroes,
 pahlawan dan diakui secara internasional. Kami memberi tempat secara 
gratis di lokasi yang dinamakan "Heroes Plaza". Ini penghargaan kami 
untuk mereka yang pernah mengharumkan nama bangsa dan negara Indonesia. 
Salah satunya Ronny Pattinasarani.
Apa rencana pengembangan San Diego Hills dalam waktu dekat?
 Selain membuat paket pemindahan makam ke San Diego Hills dengan biaya 
relatif terjangkau, kami juga akan membangun rumah duka di setiap rumah 
sakit Siloam. Dari sana, kami lebih mudah membantu  orang yang ingin 
membeli lahan di San Diego Hills.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar